Monday, October 17, 2016

Nasehat Pembinaaan Anak

Anak, Pembinaan

Categories: ,

Wednesday, May 11, 2016

Romadon

Furqon : kemampuan membedakan haq batil,  halal harom dst

الأشياء لابذ نعد لقدوم شهر رمضان

إعداد الروح / الاستعداد الروحيه
Bersihkan hati dr noda, dg istigfar taubat
Agar ringan melangkah dlm ibadah di bln romadon, sbb keimanan naik turun
إعداد العلم
Puasa org awam, msh bohong,  maksiyat,  yg membatalkan,  amalan2 yg nabi
إعداد الجسم
Dicover asuransi enak ga sakit,  walaupun dibayarkan
Pola hidup sehat : pola makan halalan toyiban,  pola olahraga riyadoh
إعداد المال
Meraih kemulyaan dg harta yg Alloh titipkan di bulan romadon
Infaq,  sodaqoh buka,  zakat

Categories: ,

Wednesday, April 20, 2016

Penyebab penyimpangan aqidah

Inti islam : tauhid
Allah ga biarkan saja, Allah ngutus rosul ke umat agar mendidik mrk tauhid dan tidak syirik.

Penyebab penyimpanfan aqidah
1. Jahalah (kebodohan, ga ada kemauan mempelajari mana yg benar/salah)
47:19

2. Ta'ashshub (Fanatik tradisi warisan nenek moyang / suatu kelompok)
2:170

3. Taqlid (Mengikuti pendapat secara buta)
17:36
Beda taqlid vs ittiba'
Mengikuti seseorang tanpa ilmu vs atas dasar ilmu
Islam, Qola rosul, Qola sahabat, bukan kata si anu si anu

4. Ghuluw (Fanatik berlebihan terhadap makhluk)
2:16

5. Goflah (Lalai merenungi ayat kauniyah & Quraniyah)
7:179

6. Usroh fasidah ( Keluarga yg hampa akan pendidikan agama )

7. Biah Sayyiah (Lingkungan yg buruk)
66:6

Categories: ,

Friday, April 15, 2016

Usia dini

Ditanamaknan di usia dini

Mas atugas jd tanduran pertolongan
Dr analan dari ilmu

Memeori2 spiritual

T5is sukses , akglakul kar8mah ditanamkan ditancapkan sejaknkecil, usia dini

Yg dihadapkan sy calon2 pemimpin masa depan

Berusaha memahamkan agama sehak dini

Jgm gampang menyalagkan, tanya dulu himana knp
3X4

Komunikasi yeko muni ngasih ke cbrawir

Jadikan mengaji hal yg dirindukan

Yg menjamin hidupmu allah, se4hakan pada allah

Mubalugh : Dekat dg Allah dan ilmunha
Pebanyak suudzon

Tuesday, March 22, 2016

Adab hutang piutang dalam islam


🚏ADAB HUTANG PIUTANG

1. Jangan pernah tidak mencatat hutang piutang.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنتُم بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ... سورة البقرة 282

"Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya." (QS Al-Baqarah: 282)

2. Jangan pernah berniat tidak melunasi utang.

عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالَ ‏‏أَيُّمَا رَجُلٍ يَدَيَّنُ دَيْنًا وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لاَ يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ لَقِيَ اللَّهَ سَارِقًا . رواه ابن ماجة 2410

"Siapa saja yang berutang, sedang ia berniat tidak melunasi utangnya, maka ia akan bertemu Allah sebagai seorang PENCURI." (HR Ibnu Majah ~ hasan shahih)

3. Punya rasa takut jika tidak bayar utang, karena alasan dosa yang tidak diampuni dan tidak masuk surga.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ ‏ "‏ يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ ‏"‏ ‏.‏ رواه مسلم 1886

"Semua dosa orang yang mati syahid diampuni KECUALI utang". (HR Muslim)

4. Jangan merasa tenang kalau masih punya utang.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ ‏"‏ مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِيَ مِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ ‏"‏ ‏.‏ رواه ابن ماجة 2414

"Barangsiapa mati dan masih berutang satu dinar atau dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan (diambil) amal kebaikannya, karena di sana (akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham." (HR Ibnu Majah ~ shahih)

5. Jangan pernah menunda membayar utang.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ ‏ "‏ مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ، فَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيٍّ فَلْيَتْبَعْ ‏"‏‏.‏ رواه البخاري 2287 ، مسلم 1564 ، النسائي 4688 ، ابو داود 3345 ، الترمذي 1308

"Menunda-nunda (bayar utang) bagi orang yang mampu (bayar) adalah kezaliman." (HR Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Tirmidzi)

6. Jangan pernah menunggu ditagih dulu baru membayar utang.

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ ‏"‏ أَعْطُوهُ فَإِنَّ مِنْ خِيَارِ النَّاسِ أَحْسَنَهُمْ قَضَاءً ‏"‏‏.‏ رواه البخاري 2392 ، مسلم 1600 ، النسائي 4617 ، ابو داود 3346 ، الترمذي 1318

"Sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam pembayaran utang. (HR Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Tirmidzi)

7. Jangan pernah mempersulit dan banyak alasan dalam pembayaran utang.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ "‏ أَدْخَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ رَجُلاً كَانَ سَهْلاً مُشْتَرِيًا وَبَائِعًا وَقَاضِيًا وَمُقْتَضِيًا الْجَنَّةَ ‏"‏ ‏.‏ رواه ابن ماجة 2202 ، النسائي 4696

"Allah 'Azza wa jalla akan memasukkan ke dalam surga orang yang mudah ketika membeli, menjual, dan melunasi utang." (HR An-Nasa'i, dan Ibnu Majah)

8. Jangan pernah meremehkan utang meskipun sedikit.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ‏ "‏ نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ ‏"‏. رواه الترمذي 1078 ، ابن ماجة 2506

"Ruh seorang mukmin itu tergantung kepada utangnya sampai utangnya dibayarkan." (HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

9. Jangan pernah berbohong kepada pihak yang memberi utang.

قَالَ ‏"‏ إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ ‏"‏‏.‏ البخاري 2397 ، 833 ، مسلم 589 ، ابو داود 880 ، النسائي 5472 ، 5454

"Sesungguhnya, ketika seseorang berutang, maka bila berbicara ia akan dusta dan bila berjanji ia akan ingkar." (HR Bukhari dan Muslim)

10. Jangan pernah berjanji jika tidak mampu memenuhinya.

...وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ ۖ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا... سورة الإسراء 34

"... Dan penuhilah janji karena janji itu pasti dimintai pertanggungjawaban .." (QS Al-Israa': 34)

11. Jangan pernah lupa doakan orang yang telah memberi utang.

وَمَنْ آتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوا أَنْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ ‏"‏ ‏.‏ رواه النسائي 2567 ، ابو داود 5109

"Barang siapa telah berbuat kebaikan kepadamu, balaslah kebaikannya itu. Jika engkau tidak menemukan apa yang dapat membalas kebaikannya itu, maka berdoalah untuknya sampai engkau menganggap bahwa engkau benar-benar telah membalas kebaikannya."

(HR An-Nasa'i dan Abu Dawud)

Tulisan pak yayan

⬇⬇⬇⬇⬇⬇

*SISI LAIN DARI MASALAH HUTANG-PIUTANG*

Nasihat yang sering sampai di telinga kita tentang hutang-piutang adalah:

- _Hutang dapat menghalang seseorang masuk surga._

- _Hutang dapat mengagalkan orang yang mati syahid masuk surga._

- _Orang yang berhutang mudah mengingkari janji._

- _Nabi tidak mau menyolati jenazah sahabat yang punya hutang, sehingga ada yang membayarkan hutangnya._

- Dll.

Semua point di atas adalah benar semuanya.

Namun masalahnya, point2 di atas itu adalah permasalahan *hutang ditinjau dari resiko bagi orang yang berhutang*, yang pada intinya mengingatkan kepd setiap orang iman agar jangan mudah berhutang, sbb resikonya besar (kecuali kalau terpaksa).

Lebih lanjut lagi, pendekatan yg digunakan dari *point2 di atas* adalah pendekatan "syari'ah" (hukum), yg dimensinya *sangat kaku*: " *halal-haram*" dan " *dosa-pahala*".

Sayangnya, *jarang* sekali masalah hutang ini *ditinjau dari prespektif keutamaan orang yg memberi hutang*, yang  bahasannya lebih  menggunakan *pendekatan "akhlaq"* (bukan "syariah").

Ketika orang yang memberi pinjaman/hutang memandang masalah hutang dari pendekatan "syariah", maka yg ada dlm benaknya hanyalah:

_"Kamu waktu mau berhutang, bukan main,  janji2 manis tapi giliran membayar selalu ingkar janji."_ Atau..

_"Itu harta saya , saya punya hak untuk meminta kembali, saya berhak mencaci kamu (yg berhutang), sbb Nabi sendiri bersabda"_

*فَإِنَّ لِصَاحِبِ الْحَقِّ مَقَالًا.*
_"Sesungguhnya bagi yg punya hak (pihak piutang) punya hak bicara."_

Dsb.

Pendekatan yg digunakan oleh orang yg menghutangi di atas adalah *pendekatan yg kaku dan tdk bertoleransi.*

Alangkah baiknya jika  diimbangi dg *pendekatan "akhlaq"*, bahwa orang yang memberi pinjaman dikehendaki oleh Allah *agar memberi tempo* sehingga yg berhutang mampu membayar hutangnya atau bahkan mensedekahkan harta yg dipinjamkannya itu:

*وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيْسَرَةٍ ۚ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ.*
_Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui_. QS. Al-Baqarah: 281.

Di dalam hadits Rasulullah s.a.w menyatakan betapa besar keutamaan orang yg berbuat demikian:

*عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُوسِبَ رَجُلٌ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَلَمْ يُوجَدْ لَهُ مِنْ الْخَيْرِ شَيْءٌ إِلَّا أَنَّهُ كَانَ رَجُلًا مُوسِرًا وَكَانَ يُخَالِطُ النَّاسَ فَكَانَ يَقُولُ لِغِلْمَانِهِ تَجَاوَزُوا عَنْ الْمُعْسِرِ قَالَ فَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لِمَلَائِكَتِهِ نَحْنُ أَحَقُّ بِذَلِكَ مِنْهُ تَجَاوَزُوا عَنْه*ُ.
_Dari Abu Mas'ud berkata; Rasulullah s.a.w bersabda: "Akan dihisab seorang laki-laki dari umat sebelum kalian, lalu tidak ditemukan padanya sedikitpun kebaikan selain dia adalah seorang yang memberi kelonggran terhadap orang yang berhutang, dan dia suka berinteraksi sesama manusia lalu dia berkata kepada para pelayannya, "Maafkanlah orang-orang yang sedang kesulitan itu." Lalu (Abu Mas'ud r.a) berkata; "Allah Azzawajalla berfirman kepada para Malaikat-Nya, 'kami lebih berhak pada hal itu daripadanya, maafkanlah dia_. HR. Ahmad: 16464

*عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ نَفَّسَ عَنْ غَرِيمِهِ أَوْ مَحَا عَنْهُ كَانَ فِي ظِلِّ الْعَرْشِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.*
Dari Abu Qatadah berkata; Aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda:
" _Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang berhutang atau bahkan ia menghapusnya, ia berada dibawah naungan 'arsy di hari kiamat_ . HR. Ahmad: 21516

Ketika orang yg memberi pinjaman hanya fokus kpd " *kembalikan harta saya yang kamu pinjam* " maka yang akan diperoleh hanya hartanya kembali, itu saja.

Dia tidak mendapat apapun pahala dari perbuatannya memberi pinjaman yang berarti juga menolong saudaranya yang dlm kesusahan.

Berdasarkan keumuman dalil:

*إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ.*
" _Semua perbuatan tergantung niatnya_ ."

*Tidak semua orang yang berhutang sengaja tdk mahu membayar hutangnya.*

Namun, kalau sudah qodar belum bisa membayar maka siapapun tidak dapat mengelak hal tsb.

Bahkan Rasulullah s.a.w pun pernah mengalami situasi seperti itu, berhutang dan ketika jatuh tempo belum mampu membayar hutangnya.

Bagi orang yang berhutang jika memang dia telah bersungguh2 untuk membayar hutangnya namun qodarnya berbicara lain maka di akhirat nanti dia selamat.

*عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَدْعُو اللَّهُ بِصَاحِبِ الدَّيْنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُوقَفَ بَيْنَ يَدَيْهِ فَيُقَالُ يَا ابْنَ آدَمَ فِيمَ أَخَذْتَ هَذَا الدَّيْنَ وَفِيمَ ضَيَّعْتَ حُقُوقَ النَّاسِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ إِنَّكَ تَعْلَمُ أَنِّي أَخَذْتُهُ فَلَمْ آكُلْ وَلَمْ أَشْرَبْ وَلَمْ أَلْبَسْ وَلَمْ أُضَيِّعْ وَلَكِنْ أَتَى عَلَى يَدَيَّ إِمَّا حَرَقٌ وَإِمَّا سَرَقٌ وَإِمَّا وَضِيعَةٌ فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ صَدَقَ عَبْدِي أَنَا أَحَقُّ مَنْ قَضَى عَنْكَ الْيَوْمَ فَيَدْعُو اللَّهُ بِشَيْءٍ فَيَضَعُهُ فِي كِفَّةِ مِيزَانِهِ فَتَرْجَحُ حَسَنَاتُهُ عَلَى سَيِّئَاتِهِ فَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِه*ِ.
Dari Abdurrahman bin Abu Bakar berkata; Rasulullah s.a.w bersabda: _"Allah akan memanggil orang yang berhutang pada Hari Kiamat, sehingga dia menempatkannya di depanNya. Lalu ditanyakan: 'Wahai anak Adam, untuk apa hutang kamu ini, dan kenapa kamu menghilangkan hak orang lain? ' Hamba itu menjawab; 'Wahai Rabbku, sungguh Engkau telah mengetahui bahwasannya aku mengambilnya namun saya tidak memakan dan tidak meminumnya bahkan tidak memakainya, namun yang ada di hadapanku ada yang terbakar, ada yang dicuri dan ada yang hilang.' Lalu Allah Azza Wa Jalla berkata; 'HambaKu benar, dan Aku yang paling berhak untuk menunaikannya untukmu saat ini.' Maka Allah 'azza wajalla memanggil sesuatu (hutang orang tsb). Kemudian meletakkannya di timbangan, dan ternyata amal kebaikannya lebih berat daripada kejelekannya dan dia masuk surga karena rahmatNya._ HR. Ahmad: 1615

Bahkan orang yang demikian ini berhak mendapat pertolongan Allah:

*عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ أَنَّ عَائِشَةَ كَانَتْ تَدَّانُ فَقِيلَ لَهَا مَا يَحْمِلُكِ عَلَى الدَّيْنِ وَلَكِ عَنْهُ مَنْدُوحَةٌ قَالَتْ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ عَبْدٍ يُدَانُ وَفِي نَفْسِهِ أَدَاؤُهُ إِلَّا كَانَ مَعَهُ مِنْ اللَّهِ عَوْنٌ فَأَنَا أَلْتَمِسُ ذَلِكَ الْعَوْنَ.*
_Dari Muhammad bin Ali bahwa Aisyah adalah orang yang suka berhutang. Lalu dikatakan kepadanya; "Apa yang membuat kamu suka berhutang sedangkan engkau mempunyai keluasan?" ia menjawab; "Sesungguhnya saya telah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: 'Tidaklah seorang hamba yang berhutang dan pada dirinya ada niatan untuk menunaikannya kecuali pertolongan Allah akan selalu bersamanya.' Dan saya berharap akan mendapatkan pertolongan tersebut._ HR. Ahmad: 24785

Oleh karena itu kesimpulan dari artikel ini adalah:

1. Kepada *yang berhutang*:

- _Jangan mudah berhutang kecuali terpaksa_.

- _Bersungguh2lah untuk bayar hutang dan perbanyaklah berdoa agar dapat segera bayar hutang._

- _Jika sudah ada harta untuk bayar jangan ditunda2._

2. Kepada yang *Memberi Pinjaman (Piutang)* :

- _Ikhlaskan niat, bahwa piutang yang diberikan adlh sbg menolong saudara seiman yang dalam kesulitan._

- _Bertoleransi dan tidak emosi dalam menagih hutang._

Semoga artikel ini bermanfaat dan semoga  orang2 yg berhutang oleh Allah diberi kemampuan dan kemauan membayar hutangnya.

Categories: , ,

Thursday, March 3, 2016

Joke

Persamaan umar dgn ali
Sama2 ga punya hape

Mbl ga mikirin ukh, tp bharap

Pendidikan anak

Orang tua harus punya bekal, pengetahuan yg cukup untuk mendidik anak..

Pendidikan anak penting, pendidikan ortu agar berhasil mendidik anak juga sangat penting..

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com

Copyright © ilmu islam | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑